Selasa, 04 Januari 2011

PUISI ADA APA DENGAN CINTA?

Ku lari ke hutan kemudia menyanyiku
Ku lari ke pantai kemudian teriakku
Sepi, sepi dan sendiri
Aku benci

Aku ingin bingar
Aku mau di pasar
Bosan dengan penat
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelangga jika ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh

Ah.. ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang
Di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya
Biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan?
Dan belok ke pantai...


Salah satu puisi dalam film "Ada Apa Dengan Cinta?" yang tiba-tiba saja menjadi sebuah trend di kalangan anak muda. Pengalaman saya saat film ini menjadi film favorit masyarakat Indonesia khususnya remaja, banyak anak remaja yang mengikuti bagian-bagian dalam film tersebut. Seperti membuat puisi, menghafalkan puisi di atas dan sebagainya. Mungkin beberapa remaja pria bisa menjadi mellow karena sosok seorang Rangga, yang puitis atau dikatakan seorang pujangga remaja. Rasanya lucu sekali,karena saya dulu sempat menyimpan puisi tersebut dari sebuah majalah.

Ini adalah scene dimana Cinta dan Rangga berada di sebuah cafe yang kemudian Cinta membacakan puisi tersebut.
http://www.youtube.com/watch?v=xqAfFdJflmI


Senin, 29 November 2010

CENDRAWASIH FILM

Cendrawasih Film merupakan salah satu production house yang bergerak di bidang indiependent. Awal dari terbentuknya Cendrawasih Film ini adalah saat saya bersama teman saya (Fazrie Permana - Sutradara) ingin memproduksi sebuah film pendek diluar tugas kampus IKJ namun masi menyandang nama IKJ.

Karena keinginan seperti PH-PH film besar yang ada, akhirnya kami mencoba membuat suatau PH kecil yang bergerak di jalur indiependent. Setelah cukup lama memikirkan nama untuk PH indiependent ini, akhirnya kami menemukan sebuah nama yang kiranya cukup baik, bagus sekaligus keren, itu pemikiranawal kami. Maka itu kami namakan PH indiependent itu Cendrawasih Film.

Cendrawasih Film ini dibuat karena keinginan kami memproduksi sebuah film pendek saat itu terlepas dari nama IKJ sebagai nama besar (namun IKJ tetap menaungi PH indiependent ini). Dari pemberian nama sampai dengan pembuatan logo memakan waktu yang cukup lama. Karena masalah satu-dua hal. Pada awalnya logo Cendrawasih Film hanya terbuat dari sketsa tangan oleh teman saya bernama Picked Jan (mahasiswa seni rupa IKJ 2008). Ia hanya menggambarkan sketsanya, namun pada finishingnya dilakukan oleh saya sendiri. Cukup sulit karena bukan bidang saya.

Seiring berjalannya waktu, logo cendrawasih Film ini pun semakin dikembangkan. Terutama dari segi pewarnaan, untuk bentuk dari awal sampai sekarang masih sama. Perubahan yang sering terjadi pada bagian tulisan Film, ini karena pemilihan font.

Sampai pada akhirnya logo itu fix sempurna di tahun 2010 (lupa bulannya). Setelah itu kami memikirkan untuk sebuah tag line dari logo cendrawasih Film. Tagline ini tercipta dari ide Fazrie
Permana, kami berikan tagline Cendrawasih Film yaiut 24 FRAME / SECOND'S FANTASY. Arti dari tagline ini adalah tiap 24 frame per detik dalam sebuah film adalah sesuatu yang fantasi / penuh dengan khayalan karena di dalam memuat imaji-imaji yang dapat memberikan sebuah kesan.

Hingga sekarang ini, kami berharap Cendrawasih Film yang merupakan PH indiependent bisa nantinya menghasilkan sebuah film feature. Karena utnuk sekarang ini kami lebih banyak memproduksi film pendek (short movie).


Salam CENDRAWASIH FILM!!!!!


LOGO AWAL CENDRAWASIH FILM



LOGO AKHIR CENDRAWASIH FILM



LOGO + TAGLINE

Rabu, 02 Juni 2010

POSTER FILM

Poster film sangat berpengaruh pada sebuah film yang akan tayang di bioskop-bioskop. Guna dari poster itu sendiri adalah menarik penonton agar tertarik menyaksikan film tersebut. Maka dari itu banyak sekali poster-poster film yang terlihat sangat bagus. Namun poster film bagi saya tidak cukup hanya dengan pendapat "bagus:, poster tersebut tentunya harus berbicara mengenai isi dari film itu sendiri, kreatif dan mengandung informasi kepada penonton melalui sebuah gambar. Maka dari itu proses sebuah kreatif sebuah poster sangatlah sulit.

Berikut adalah contoh beberapa poster film yan
g menurut saya kreatif, informatif dan dapat menyampaikan pesan isi film itu sendiri. Memang beberapa poster film yang saya pilih ini adalah poster-poster film yang biasanya digunakan untuk teasure sebuah film, sehinggai bukan poster film yang biasa ditampilkan pada bioskop-bioskop yang telah ada. Tentunya pilihan poster film tersebut disertakan dengan pendapat dari saya sendiri mengapa memilih poster tersebut.


ALICE IN WONDERLAND


Jika kita lihat dari desain posternya, Alice In Wonderland memilik igambar yang unik dan simple. Dimana sosok Alice yang terlihat mungil diantara cangkir dan tatakan cangkir yang terlihat besar. Selain itu pula background Alice yang terdapat banyak sekali lubang kunci. Menurut saya dalam poster ini ingin memberitahukan kepada orang-orang bahwa Alice terjebak dalam badannya yang mengecil si suatu dunia yang penuh imajinasi (bukan dunia nyata) dan Alice berusaha melepaskan dan kembali dunia nyata. Background yang merupakan lubang kunci yang banyak tersebut merupakan gambaran Alice yang sedang terkunci di suatu ruang atau tempat.


STAR WARS (episode 1)



Siapa yang tidak tahu akan film Star Wars, pastinya sebagian orang di dunia tahu film yang spektakuler ini. Film yang lebih dahulu dibuat episode 4, 5 dan 6, baru setelah itu dibuat episode 1, 2 dan 3. Alhasil dari episode 3 ke 4 terlihat sekali perbedaan kualitas gambar dan teknologi. Pada poster star wars yang membuat saya tertarik adalah bayangan dari Anakin Skywalker adalah Darth Vader. Pada poster ini ingin memberitahukan bahwa sosok Anakin Skywalker pada masa depan atau saat dia dewasa adalah seorang Darth Vader yang kejam. Siapa yang menyangka?


THE DARK NIGHT



Sosok Joker yang menyebalkan dan tidak pernah serius ini, seolah-olah mengajak Batman sang tokoh utama bermain-main. Kita tahu sosok Joker yang sering bermain-main dengan sebuah game dalam melakuakn kejahatannya. Dalam poster ini Joker seperti mempermainkan Batman dengan kalimat "Why so serious?", karena yang kita tahu batman selalu memberantas kejahatan dengan sosoknya yang misterius. Selain itu pula pada poster ini senyum joker digambarkan melalui sebuah media kaca beserta dengan tulisannya. Poster ini lebih menggambarkan Joker yang selalu bermain, santai dalam melakukan kejahatan dan sebaliknya dengan sosok seorang Batman.


UP


UP merupakan film animasi yang menarik bagi saya, dimana cerita di dalam filmnya bercampur segala perasaan. Pada poster ini, si kakek yaitu mr. Carl Fredricksen adalah seorang penjual balon, ia menerbangkan rumahnya dengan balon-balonya tersebut. Di dalam poster ia bergelantungan pada selang air yang berada di rumahnya, sambil berpegangan pada selang airnya tersebut ia berada di udara. Maka dari itu cocok sekali judul film dengan gambar yang berada di poster. Ekspresi mukanya yang datar dan karakternya yang unik maka melengkapi kelucuan pada poster ini. Film ini wajib ditonton karena melalui gambar dan lagu, film ini dapat mempermainkan suasana hati anda.

Selasa, 25 Mei 2010

HUNTING PHOTO (JAKARTA UTARA)

Hunting foto yang diadakan oleh klub fotografi mahasiswa se jakarta, bernama PANORAMA. Awalnya sih hanya ikut iseng-iseng aja tapi jadi menarik juga kalau kita hunting foto ramai-ramai. Apalagi yang ikut hunting dari berbagai universitas di jakarta dan ada pula yang datang dari bandung.
Sebenarnya hunting foto ini diadakan 2 hari, tetapi saya hanya ikut yang hari pertama. Awal dari hunting ini adalah berkumpul di universitas perbanas jam 8 pagi. Setelah menunggu cukup lama dan panas, akhirnya kita pun berangkat menuju ke lokasi hunting, hunting foto kali ini memiliki tema melestraikan kebudayaan Jakarta Utara (dalam program pemerintah).

Tempat pertama yaitu, GALANGAN VOC

Galangan VOC

Galangan VOC dahulu pada zaman penjajahan Belanda digunakan sebagai kapal-kapal yang berdatangan dari luar Sunda Kelapa untuk menurunkan muatan dari kapal, di depan galangan VOC terdapat sebuah kali besar (digunakan untuk transportasi kapal-kapal pengangkut barang)

Terdapat cafe dan tempat les menari


Di dalam Galangan VOC

Kereta pada zaman Belanda


Suasana lantai 2 galangan VOC


Tangga menuju lantai 2


Kakek dan nenek yang masih berlatih bermain musik tradisonal Cina di halaman Galangan VOC

Setelah Galangan VOC, saya menuju MENARA SYAHBANDAR yang letaknya tidak jauh dari galangan VOC (hanya tinggal menyeberang). Konon menara ini dulunya digunakan untuk mengawasi kapal-kapal yang datang dari luar Sunda Kelapa, baik itu kapan VOC sendiri, pedagang maupun kapal-kapal asing.

Papan Menara Syahbandar


Dari menara Syahbandar mengahadap galangan VOC


Dari menara Syahbandar mengahadap pelabuhan Sunda Kelapa


Dari menara Syahbandar


Lubang di menara Syahbandar


Setelah dari menara syahbandar saya menuju ke lokasi berikutnya, yaitu MUSEUM BAHARI. Museum Bahari adalah museum yang memiliki benda-benda sejarah berupa kapal dan beberapa benda-benda laut yang lainnya, terlihat sepi pengunjung pada museum ini. Padahal museum ini cukup besar namun seperti biasa, museum seperti ini kurang di urusi/ dirawat oleh pemerintah.

Pintu masuk museum Bahari


Isi dari museum Bahari


Lorong di museum Bahari


Tangga aneh yang terdapat di museum


Museum Bahari pun selesai dikunjungi, tujuan berikutnya lagi ada KLENTENG ANCOL. Disini juga merupakan salah satu tempat bersejarah, hanya saja saya lupa akan cerita sejarah tersebut. Dengan berkendaraan bus kami meluncur ke Ancol.

Gerbang masuk Klenteng Ancol

Salah satu bagian dari Klenteng Ancol


Tempat pembakaran


Tempat berdoa


Tempat berdoa


Sudah merasakan bagaiaman moto di wihara, kami berlanjut masih di daerah ancol, yaitu YACHT CLUB. Pasti jarang banget atau malah tidak pernah dengar sama sekali nama klub ini. Ini adalah klub atau tempat latihan bagi mereka yang menyukai berselancar. Saat saya datang ke tempat ini sedang ada pelatihan oleh 3 orang anak yang masih muda, kira-kira sekitar umur 18-19 tahun. mereka sedang dalam pelatihan untuk mengikuti suatu lomba. Sayangnya saya tidak memiliki foto saat mereka berselancar, mungkin anda bisa mencarinya di google.

Senja di yacht club

Senja di yacht club

Pekerja yang sedang membuat kapal

Senja di yacht club

Itu lah foto-foto hunting yang saya lakukan bersama klub panorama dan beberapa universitas lainnya, mungkin saja bisa jadi tempat wisata baru bagi teman-teman yang meluangkan waktunya membaca blog saya.


stefanus_photographyfilm@2009

Jumat, 14 Mei 2010

TATAPAN BISU

TATAPAN BISU adalah sebuah film yang menceritakan kehidupan sepasang suami istri yang tinggal dalam satu atap rumah. Menceritakan dari sisi seorang wanita yang memiliki kekurangan dalam dirinya namun tetap mempunyai rasa cinta dan sayang pada suaminya, walaupun suaminya sudah terlanjur membenci dirinya.

Film ini merupakan film yang saya bantu di dalam produksinya sebagai asisten produser, panggilan kru dalam waktu mepet dengan produksi film tersebut membuat saya cukup kebingungan. Untung saja pada saat itu saya hanya membantu menjadi asisten pro
duser. Film ini pun memakai 16mm sebagai bahan bakunya.

Berawal dari cerita si ISTRI yang merupakan seorang anak perempuan dari kedua orang tua yang sudah meninggal. Dahulu saat kedua orang tuanya masih hidup, rumah tempat tinggal mereka merupakan rumah yang mewah dan ladang subur tempat kebahagiannya. Namun semuanya sirna atau hilang begitu saja ketika ia menikah dengan seorang pria. Orang tuanya bangkrut dan lalu mereka meninngal, dan setelah itu pula rumah tempat tinggalnya yang sudah ditempatinya bertahun-tahun menjadi kering dan mencekam untuk dirinya sendiri dan si istri mempunya kekurangan fisik, yaitu bisu.

Saat si istri sedang mengerjakan suatu barang yang merupakan sebagai alat penerjemah bagi orang cacat datang seorang pengantar paket mengantarkan paket ke rumah tersebut. Si istri keluar dari dalam rumah menuju pintu depan rumahnya dan mengambil paket tersebut dari si pengantar paket dan menanda tangani bukti pengiriman paket tersebut. Ketika itu juga si istri melihat ke seberang rumahnya, terlihat sepasang suami istri dengan seorang anak yang hidup bahagia masuk ke dalam rumahnya. Si istri terlihat memperhatikannya dengan seksama.

Di dala sebuah kamar terlihat si istri membawa paket itu dan membuka gorden yang ada di jendela kamar tersebut. Terlihat seorang pria yang merupakan SUAMInya sedang tertidur lelap. Si istri membangunkan suaminya sambil menggoyang-goyangkan tubuh suaminya, suami pun terbangun dengan marah-marah
karena telah mengganggu mimpi di tidurnya. Istri memberikan paket yang diambilnya tadi kepada suaminya. Setelah suami mendapatkan paket tersebut, suami mengusir istri keluar dari kamar tersebut dengan kasar.

Istri kembali pada
pekerjaan sebelumnya, lalu ia meninggalkan pekerjaannya tersebut menuju dapur. Di dalam kamar terlihat suami sedang mencuci muka dan mengelapnya dengan handuk.

Di dapur si istri mengambil sayuran dari dalam lemari es dan mencuci sayuran tersebut. Sedangkan suami yang b
erada di kamar membuka paket yang diberikan si suami, nampaknya suami terlihat senang. Dari dalam paket tersebut suami mengambil sebuah dasi dan menciumnya.

Istri yang sedang memasak tanpa sengaja mengenai gelas berisi kopi yang tumpah ke dalam makanannya. Lalu di dalam kamar suami mendapatkan telepon ia pun meninggalkan paket tersebut yang ternyata berisi pistol,
lalu ia mengangkat telepon tersebut. Terdengar seorang wanita yang menyuruh si suami untuk melakukan sesuatu lalu memutuskan sambungan telepon tersebut. Si suami tampak berpikir dan membuang handphonenya ke tempat tidur lalu mengambil pistol tersebut. Terlihat suami membuka pisto tersebut dan memasukan beberapa peluru ke dalam pistol tersebut.

Istri yang sedang mencuci pak
aian suaminya mencium aroma perempuan, dengan kesal ia membuang pakaiannya tersebut ke dalam ember cucian bersama cucian-cucian lainnya. Lalu istri berjalan menuju kamar suaminya, disana ia melihat si suami memandangi foto seorang wanita yang bukan merupakan foto si istri. Istri pun terlihat sedih. lalu istri mengetuk pintu kamarnya dan mengajak suami untuk makan, mereka pun menuju ruang makan.

Di meja makan mereka berdua duduk berjauhan. istri menatap suaminya namun suaminya tidak senang dengan tatapan istrinya tersebut. Suami memakan sesuap sendok nasi, lalu memuntahkannya ke lantai dan membuang piring beserta makanan tersebut ke lantai hingga piring tersebut pun pecah. Si istri menuju ke tempat makanan yang dibuang oleh suaminya, ia mencicipinya sedikit dan menatap suaminya. Suaminya marah-marah karena si istri menatap dirinya, lalu si istri mendekat dan memberutahu mengenai kelahiran anak mereka. Istri mendekati suaminya, namun suami berkata-kata yang tidak mengenakan hati si istri lalu mendorong si istri hingga terjatuh ke lantai.

Suami berjalan menjauhi si istri sambil mengata-ngatai kecacatan si istri, lalu mendekati si istri sambil terus mengata-ngat
ainya dan mengeluarkan pistol dari saku celananya. Si istri bangun dan mendorong suaminya, suaminyapun terjatuh ke lantai dan si istri mengambil pistol tersebut. Suami terlihat terpojok dan istri menodongkan pistolnya ke arah suaminya, suaminya nampak ketakutan. Istri menembakan pistol tersebut mengarah pada ke dua tangan dan kaki suaminya. Dan dengan penuh sakit hati si istri menembakan pistol tersebut ke dada si suami. seketika suaminya menghembuskan nafas terakhirnya. Si istri menangis dan mendekati suaminya lalu mencium kening suaminya.


pemain TATAPAN BISU







Fitria Anggraeni sebagai Istri











Ariyo Wahab sebagai suami






Pengantar Paket
Stefanus Gracious Prasetyo


Tetangga Pria
Anugrah


Tetangga Wanita
Winda Yanuar

Anak Kecil
Dinar




crew TATAPAN BISU




Rahmadi Irawan sebagai Sutradara












Ivan Felix Manan sebagai Penulis Skenario













Gusad Arifianto sebagai Editor








Produser
Irnayani Dina

Sinematografer
Fahim Rauyuan

Penata Artistik
Andromedha Pradana

Penata Suara
Arief Wicaksana

Asisten Sutradara 1
Abdullah Musafir Farid

Asisten Sutradara 2
Gusad Arifianto

Script Continuity
Dina Novita

Asisten Produser
Stefanus Gracious Prasetyo

Pimpinan Produksi
Fransisco M Odjan

Manajer Alat
Salmanda Rijae

Manajer Logistik
Indah Septiani

Asisten Kamera 1
Dominicus Dimas

Asisten Kamera 2
Jogie Nadeak

Clapper & Camera Report
Patrick Halomoan

Gaffer
Prenza Muhammad

Lighting
Geno Akib
Kidung
Yohannes K P
Rivan Hanggarai
Papa Bielly
Akon

Still Photo
Yogi reinaldo

Tim Artistik
Berry
Usha Utari
Angga Nugraha

Make Up
Winda Yanuar

Wardrobe
Evans Potton

Sound Recordist
Michael Fabian

Boomer
Ariya Jiwandaru

Music Scoring
Daniel Samarkand

Processing
Interstudio

Telecine
3DI

PRODUCTION@2009

Selasa, 09 Februari 2010

PRAMUKA, KARYA, PANGGANG

Minggu, 7 Februari 2010
Minggu pagi yang cerah, saya berangkat dari rumah saya pada pukul 05.30. Janjian di halte busway Senen pukul 06.00 bersama Axel dan Vincent, sesampainya di halte busway Kampung Melayu, saya sms kepada Axel menanyakan keberadaan Axel dan Vincent tapi sms belum sampai di hp saya, saya sudah bertemu dengan mereka di dalam transjakarta di halte busway kampung melayu. Dan sesampainya sms Axel ke saya memberitahukan bahwa mereka sudah sampai di halte Matraman, padahal itu ketemuan di halte Kampung Melayu, gagal mereka membohongi saya. perjalanan pun berlanjut menuju halte Sene, Vincent dan Axel memberitahu bahwa kita Kevin (panggilannya Momo) justru ikut dengan kita. Anak sekolah pertama yang ikut kita berpetualang, sungguh tidak diduga. Padahal sebelumnya Kevin merencanakan pergi ke Bandung ketika kami mengajaknya. Perpindahan dari satu halte ke halte berikutnya cukup menyusahkan, kenapa begitu karena dari Kampung Melayu tidak ada yang transit Ke Senen sehingga kami harus turun satu halte setelah Senen ( Busway ribet sekarang kalau gak ngerti). Dari halte tersebut barulah kami menuju Senen. Sesampainya di Senen kami langsung bertemu dengan Kevin, dan sialnya lagi tidak ada transjakarta yang menuju Ancol dari halte Sene, aneh.. aneh... aneh.. Akhirnya kami naik kembali transjakarta yang menuju Pal Putih (satu halte sebelum Senen dari arah Kampung Melayu). Setelah sesampainya disana kami menunggu cukup lama dan kemudian naik transjakarta yang menuju Ancol. Satu perhetian sebelum memasuki halte busway Ancol kami turun (kira-kira itu deket mangga dua). Kami berencana naik taksi dari sana dan menunggu taksi disana adalah sesuatu yang ajaib pula, karena taksi yang ada hanya Blue Bird, sampai pada akhirnya sempat putus asa ingin naik Blue Bird juga tapi memang datang taksi penolong dengan bertuliskan TARIF BAWAH (lupa namanya apa) dan kami pun langsung menaiki taksi tersebut menuju tujuan berikutnya, Pelabuhan Muara Angke

Kami berempat sampai di pelabuhan Muara Angke, namun sesampainya disana kami masih sempat bingung mencari dermaga tempat pergi menuju kepulauan seribu, sempat nyasar ke tempat pelelangan ikan. Tapi akhirnya dermaga tersebut ditemukan, namun kami pergi ke toilet dulu di pom bensin deket dermaga tersebut. Setelah selesai langsung menuju dermaga (bagi anda yang cinta bersih jangan kaget melihat tempat ini). Layaknya dermaga-dermaga di jakarta, tidak jauh beda dengan yang lainnya. Sampah, kotoran, air hitam, bau yang bercampur aduk, semuanya jadi satu. bertanya-tanya kepada pemilik kapal keberangkatan kapal ke Pulau Sepa (Pulau Sepa adalah tujuan utama kami pada awalnya). Namun setelah diberitahu oleh pemilik kapal bahwa kapal ke pulau Sepa tidak ada jika dari Muara Angke jadi harus pergi ke Pualu Pramuka dahulu baru setelah itu menyeberang ke Pulau Sepa. Itu pun harus menambah biaya lagi sekitar Rp200.000. Akhirnya kami sepakat untuk menuju ke Pulau Pramuka saja, saat pemilik kapal ditanyakan keberangkatannya, ia mengatakan "sebentar lagi". Maka dari itu kami menunggunya di dalam kapal yang telah ia siapkan terpal untuk dijadikan alas, pada saat itu jam sudah menunjukan pukul 7 lewat. Datang juga 2 muslim Bapak-bapak, yang nampaknya adalah seorang muslim yang taat sekali. Mereka berdua hendak ke Pulau Tidung, menanyakan kapal yang berangkat ke Pulau Tidung, namun beberapa orang disana mengatakan bahwa kapalnya sudah berangkat tadi pagi dan akhirnya mereka memutuskan untuk tetap jalan dengan kapal yang sama dengan kami. Pada saat itu kami mengobrol banyak tentang perjalanan kami (layaknya orang baru pertama kali bertem, menanyakan mau pergi kemana dan lain-lainnya). Setelah menunggu hampir 2 jam, kami merasa kapal ini tidak berangkat juga. akhirnya Kevin menanyakan kepada pemilik kapal tersebut jam keberangkatan dan ia mengatakan bahwa kapal akan jalan pukul 13.00 (Oh Tuhan, bilang dong kalau berangkat jam segitu, jangan malah nongkrong di warung). Akhirnya kami mulai goyah, akankah jadi berangkat atau tidak namun dengan tekad yang bulat kami memutuskan untuk menunggu dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 13.00. Kedua Bapak tersebut berpikir untuk pulang namun setelah menghubungi orang yang mengadakan acara di Pulau Tidung, akhirnya mereka berencana tetap jalan bersama dengan kami ke pulau Pramuka terlebih dahulu. Mereka pun sempat pergi sebentar dari kapal tersebut (pertemuan terkahir dengan kedua Bapak tersebut yang mengatakan tetap berangkat, tidak terlihat sampai pada akhirnya kami berangkat dari Muara Angke)

Masuk seseorang yang berpakaian putih ke dalam kapal, sepertinya pemilik kapal juga. Ternyata dialah yang sebenarnya pengemudi atau pemilik kapal tersebut bukan orang yang pertama, orang yang pertama ternyata hanyalah bagian dari pesuruh dia di kapal (kena jebakan batman). Akhirnya kami bertanya-tanya lagi kepada pemilik kapal sebenarnya masalah waktu keberangkatan dan bagaiman cara pergi ke Pulau Sepa. KIami sudah merasa bosan, akhirnya Kevin pun membeli kartu (namanya kartunya KALONG) dan kami membunuh rasa bosan dengan kartu. Tapi kartu pun tidak menolong kebosanan kami, masih lama sekali keberangkatan kami. namun ada 2 Bapak yang masuk ke dalam kapal kami (bukan Bapak yang tadi yang ini lebih tua). Kami akhirnya terlelap di dalam kapal, sampai pada pemilik kapal masuk dan tiba-tiba menanyakan nama kami termasuk kedua Bapak tersebut. Cukup aneh, tidak tahu juga buat apa mungkin buat jaga-jaga kalau misalnya kapalnya hilang atau tenggelam jadi nama kami ada disitu. Dan Vincent pun berbohong menyebutkan namanya, dengan mengaku menjadi Andi. Setelah menunggu berjam-jam, satu per satu orang muali mendatangi kapal tersebut, ada cewek bule, nenek, seorang cewek sekitar umur 30an, seorang Bapak yang menawarkan rambutan, 2 orang cewek masih SMP kayaknya, dan dua orang cewek,cowok (pasangan kayaknya), sisanya tidak tahu soalnya ada yang duduk diatas kapal juga, jad tidak keliahatan. Pada pukul 13.30 lewat kapal pun memulai perjalanan, akhirnya petualangan kami menuju sebuah pulau dimulai juga, kapalpun meninggakan pelabuhan Muara Angke.

Awal perjalanan cukup menyenangkan (perjalanan menuju Pulau Pramuka sekitar 2 jam), dimana kami sempat foto-foto dan mendatangi sebuah Pulau (tidak tahu namanya, Kevin yang tahu) untuk menurunkan penumpang, lalu lanjut menuju ke Pulau Pramuka.


Perjalanan menuju Pulau Pramuka


Cewek Bule yang sempat saya foto


Keadaan di dalam kapal


Mulai dari sini anda akan melihat banyak foto dibandingkan tulisan saya (mudah-mudahan saja itu benar). Perjalanan menuju Pulau Pramuka menempuh 2 jam. Selama ini diperjalanan yang kami lakukan hanya tidur, mengobrol dan main kartu. Sesampainya disana, kami langsung merasakan namanya tujuan yang telah kami capai. Langsung saja kami menuju gerbang utama dari Pulau Pramuka

Sesampainya kami di Pulau Pramuka


Seperti slogan Pulau Pramuka


Pemandangan dari Pulau Pramuka mengarah ke laut

Lalu kami langsung mencari makanan, karena berhubung sampai sana sudah sore, sekitar pukul 3 atau 4 sore. Saat kami makan kami sempat bertanya-tanya maslaah penginapan dan objek wisata yang terdapat di Pulau Pramuka kepada seseorang. Kemudian orang tersebut memberitahukan objek wisata tersebut kepada kami dan memberitahukan penginapan. Karena belum terpikirkan untuk menginap akhirnya kami langsung menuju sebuah pulau yang sepertinya masih meiliki sebuah pantai (karena Pulau Pramuka sudah di dam semua sehinga tidak ada pantainya), kami menuju Pulau Karya. Perjlanan kami dari pulau pramuka ke Pulau Karya cukup dekat, tinggal menyeberang dengan ,menggunakan ojek kapal yang dibayar sekitar Rp 3.000. Seperti biasa, pemilik kapal masih sempetnya nongkrong dulu di tempat makan, padahal kami pengen cepat sampai disana dan menghabiskan waktu disana. Karena beberapa Ibu-ibu ikut juga dalam penyeberangan tersebut, Ibu-ibu tersebut menyuruh pemilik kapal untuk segera menjalankan kapalnya (untung ada Ibu-ibu tersebut). Dan kami pun berangkat ke Pulau Karya.

Perjalanan menuju Pulau Karya

Sesampainya di Pulau karya kami mengelilingi Pulau tersebut yang luasnya 60Ha. Pulau tersebut masih terdapat penduduk, dan sepertinya juga tempat pelatihan untuk suatu kompi dan di pulau tersebut sebagian besarnya adalah kuburan. Kami mengelilingi Pulau tersebut dan akhirnya berhenti lagi di dermaga tempat kami turun dan Axel, vincent d
an Kevin memutuskan untuk berenang di laut yang rasanya sayang jika dilewatkan. namun saya tetap mengejar sunset dan berpisah dengan mereka sendiri.

Pesisir di Pulau Karya


Mengelilingi Pulau karya


Sunset Pulau Karya


Sunset Pulau Karya


Sunset Pulau Karya


Setelah selesai foto sunset dan langitpun sudah gelap, akhirnya saya kembali pada ketiga teman saya dan ternyata disitu sudah ada satu orang baru lagi yang sepertinya penduduk di Pulau ini. Setelah saya datang dan bertanya pada salah satu teman saya siapa teman ini, ternyata dia adalah penduduk Pulau Panggang, pulau yang terletak berseberangan dengan Pulau Karya. Dia mengajak kami untuk menginap di rumahnya daripada kami tidur di dermaga Pulau karya dan akhirnya kami pun mengikutinya untuk beristirahat di Pulau Panggang tempat ia tinggal. Kami kembali menaiki ojek perahu terkahir ke Pulau Panggang.

Pulau Panggang di foto dari Pulau Karya

Sesampainya kami di Pulau Panggang, kami berkenalan dengan orang tersebut. Nama orang tersebut adalah Tomi dan dia kuliah di BSI salemba mengambil management informatika. Pertamanya Tomi menawarkan untuk menginap di mesjid, lalu menawarkan kembali untuk menginap di rumahnya. Namun akhirnya kami memilih untuk menginap di mesjid, bukan di dalam mesjidnya kami tidur tapi ada ruangan kosong dan di ruangan tersebut biasa untuk tempat berkumpul remaja mesjid (Tomi salah satu remaja mesjid). Kami mengobrol dan bertanya-tanya sampai pada sholat Isya, Tomi pamit untuk sholat (untuk terakhir kalinya kami melihat Tomi). selama itu kami mengobrol, tidur dan mencapai kebosanan. Di Pulau tersebut jika malam tiba listrik yang dipergunakan dengan menggunakan genset dan sebagain dari Pulau tersebut listrik padam (ketika listrik padam disana terlihat ratusa bintang-bintang di langit). Karena merasa lapar dan juga gelap di ruangan tersebut, akhirnya kami pergi keluar untuk mencari makanan. Dan makanan yang kami pasti dapatkan adalah indomie. Makan sambil membuang-buang waktu yang ada di dermaga hingga malam hari. Setelah selesai makan kami pun kembali ke mesjid tadi dan listrik masih sering mati hingga membuat jalan gelap. Di tempat istirahat mesjid tersebut kami bermain kartu dari yang namanya capsa, 41, kartu bohong sampai dengan kartu setan dan kami bermain sangat rusuh. Pada tengah malam akhirnya kami pun beristirahat.

Senin, 8 Februari 2010
Pukul 06.00 kami bangun dari tidur dan siap-siap menuju dermaga, karena kapal hanya ada jam 7 pagi dan jam 1 siang. Kami pun sampai di dermaga dan bertanya-tanya mengenai kapal yang menuju Muara Angke. Pada saat itu juga terlihat banyak sekali anak-anak sekolah yang menaiki kapal, sekolah SMP dan SMA cuma ada di Pulau Pramuka sedangkan di Pulau Panggang hanya ada SD, hanya ada 1 kapal yang memberikan tumpangan gratis kepada anak-anak sekolah tersebut maka dari itu anak-anak sekolah tersebut berlomba untuk bernagkat lebih dahulu sampai pada Pulau Pramuka untuk bersekolah. Tidak dsiangka ternyata kapal yang mereka naiki sangatlah penuh hingga sebgaian anak-anak tersebut menaiki pinggiran kapal, terutama laki-laki. bagi yang telat atau tidak kepagian tempat mereka harus menunggu kapal tersebut kembali lagi. yang menjadi menarik adalah dimana semangat mereka untuk belajar, kalau kata Tomi anak-anak sekolahan disini adalah seleksi alam, dimana yang berniat berangkat sekolah pagi dan yang telat.

Berangkat sekolah menyeberangi Pulau Pramuka

Akhirnya kami pun berangkat dari Pulau panggang meninggalkan berbagai cerita, sebelumnya kami mampir terlebih dahulu ke Pulau Pramuka, tidak disangka orang-orang yang ingin menuju ke Jakarta banyak sekali, kapal tersebut sampai penuh, baik dari pendatang maupun orang lokal. Selama perjalanan kami duduk diatas kapal dan hanya mengobrol dan sampai akhirnya bosan kami pun bermain kartua, perjalanan 2 jam ke Muara Angke pun tidak berasa karena sambil menikmati pemandangan laut yang spi dan kami foto pemandangan disana juga, sampailah kami pada Pelabuhan Muara Angke yang kotor dan berbanding terbalik dengan pulau yang sebelumnya kami datangi.

Meninggalkan Pulau Panggang


Ditemani laut dalam perjalanan ke Pelabuhan Muara Angke

Beberapa km dari Pelabuhan Muara Angke

Sesampainya di Pelabuhan Muara Angke kami berjalan dahulu hingga keluar pelabuhan untuk naik taksi kembali dan menuju halte busway seperti pertama kali berangkat dan dari situlah perjalanan berakhir. Perjalanan yang menarik, terima kasih kepada saudara Axel Sution, Vincent Siridhata dan Kevin Yonathan yang sudah menemani. Semoga diperjalanan berikutnya lebih banyak lagi teman-teman saya yang bisa ikut.


stefanus_photographyfilm@2010