Rabu, 03 Februari 2010

DIALOG TENTANG TUHAN

Menyelesaikan tahap akhir mata kuliah Penyutradaraan Lanjutan I di Institut Kesenian Jakarta, maka TUKANG FILM production yang terdiri dari M Fazrie permana, Dina Novita dan Stefanus Gracious Prasetyo membuat sebuah karya film yang menampilkan dari sudut pandang sebuah agama. Sebuah karya anak bangsa dengan judul DIALOG TENTANG TUHAN,

Berawal dari sebuah ide cerita M Fazrie Permana yang memiliki latar belakang agama Islam yang sangat kuat, maka cerita ini mulai dibuat. Pada skenario ini terdapat beberapa revisi untuk memperkuat isi dari film itu sendiri dan menggunakan pararel editing di dalamnya. Dengan tema utama kondisi agama Islam di Indonesia yang sedang menariknya untuk dibahas pada saat itu.

Dialog Tentang Tuhan merupakan sebuah cerita dimana terdapat dua tokoh penting dalam film ini, Pertama adalah MUKHLIS seorang pria kurus dengan latar belakang sebagai salah satu relawan bom bunuh diri, menelepon Ibunya untuk mengucapkan kata-kata terakhirnya. Namun dalam percakpan dengan Ibunya , Mukhlis merasa berat melakukan perbuatannya dan tidak menghiraukan nasehat-nasehat yang telah diberikan Ibunya dan memutuskan telepon tersebut. Tokoh yang kedua adalah ANITA, seorang gadis dengan paras cantik dan tubuhnya yang indah bekerja sebagai pelacur di sebuah tempat pelacuran. Saat Anita sedang memoles wajahnya dengan kosmetik miliknya di depan sebuah cermin, Anita sendiri mulai merasa berat melakukan pekerjaan barunya untuk pertama kalinya. Dan sesaat ia melihat sebuah Al-Quran yang membuatnya lebih bimbang pada pekerjaannya tersebut.

Mukhlis membacakan beberapa ayat dari Al-Quran yang dipegangnya, setelah ia selesai membaca datang KETUA TERORIS untuk menanyakan keadaan Mukhlis. Mukhlis menanyakan tindakannya melakukan bom bunuh diri apakah sesuatu yang bisa mengantarnya ke surga karena menurut Ibunya perbuatan yang dilakukannnya ini merupakan sebuah dosa dan ia ragu. Namun ketua teroris tersebut meyakinkan Mukhlis bahwa tempat dimana ia akan meledakan dirinya ada tempat dimana orang-orang kafir berkumpul, ia juga mengatakan bahwa Ibunya merupakan orang yang berdosa dan ia meyakinkan Mukhlis bahwa hal ini merupakan perbuatan suci untuk bisa masuk ke surga, lalu menantang Mukhlis untuk mencari sebuah ayat yang mengatakan bahwa perbuatannya ini salah, jika Mukhlis tidak dapat menemukannya maka Mukhlis yang akan mati. Sesaat Mukhlis memegang Al-Quran tersebut dengan gemetar lalu menaruhnya kembali ke hadapannya. Lalu ketua teroris itu pun mengambil foto dari tangan Mukhlis yang ternyata foto tersebut adalah foto dari Ibu Mukhlis, kemudian ia merobeknya dan meyakinkan kembali diri Mukhlis untuk melakukan Jihad. Mukhlis pun pergi meninggalkan ketua relawan bom bunuh diri tersebut beserta robekan foto Ibunya dan ketua teroris tersebut tersenyum sinis.

Di tempat lainnya
, Anita berada di dalam sebuah ruangan dimana terdapat Anita dan seorang wanita paruh baya. WANITA paruh baya tersebut duduk di sebuah sofa dan Anita duduk berlutut di lantai sambil menunduk. Wanita tersebut menasehati Anita mengenai pekerjaannya sebagai pelacur dan memberitahu Anita bahwa Tuhan yang dimiliki Anita tidak dapat memberinya uang. Anita hanya tunduk dan diselimuti rasa takut. Lalu wanita tersebut menyuruh Anita untuk pergi keluar dan menemani pelanggan yang berada di tempat pelacuran tersebut.

Anita pun duduk di lantai sebuah ruangan dan dihadapannya terdapat seorang pelanggan dengan kewarganegaraan asing. BULE tersebut menyuruh Anita untuk bangkit berdiri dan menghampiri dirinya, Anita pun melakukannya dengan bimbang dan akhirnya ia mau mendekati bule tersebut. Lalu bule tersebut me
megang wajah Anita dan ingin menciumnya, tetapi Anita meronta menolak dan bule tersebut memegang Anita semakin kuat. Namun Anita dapat melepaskan dirinay dari bule tersebut, bule tersebut merasa kecewa atas Anita dan mengusir Anita keluar dari ruangan tersebut. Anita pun langsung bergegas keluar dari ruangan tersebut.

Di sebuah mobil Mukhlis bersama dengan ketua teroris sedang bersiap-siap, Mukhlis tampak gelisah memakai jaket yang sudah dipakaikan bom untuk meledakan tempatyang telah ditargetkan. Akhirnya ketu teroris tersebut membantu Mukhlis memakaikan jaketnya. Setelah terpakai, ketua teroris menjelaskan peraturan mengenai bom yang akan diledakannya. Dalam 30 detik jika Mukhlis tidak dapat meledakan bom tersebut, terpaksa ketua terois tersebut meledakannya dengan cara jarak jauh. Dengan menyebut Allahuakbar, Mukhlis pun pergi meninggalkan mobil tersebut.

Mukhlis pun berjalan menuju tempat pelacuran tersebut. Dan pada saat yang bersamaan, Anita keluar dari tempat pelacuran tersebut menabrak Mukhlis. Terlihat Anita terburu keluar dari tempat pelacuran tersebut. Anita pun terus berlari dan Mukhlis masuk kembali ke dalam tempat pelacuran tersebut. Namun sebelum waktu menunjukan 30 detik, bom sudah diledakan oleh ketua teroris.

Di gang yang sudah gelap, Anita sedang berjalan menyusuri gang tersebut. Lalu ia bertemu dengan seekor anjing yang tampak tak berdaya. Langsung saja Anita mengeluarkan sebotol susu dari dalam tasnya dan menuangkan susu tersebut pada sepatu hak yang dipakainya sebagai tempat wadah untuk minum anjing tersebut.

Film ini memang mencerita
kan mengenai tentang perbuatan yang baik dan salah secara bertentangan. Orang yang rajin mebaca Al-Quran justru melakukan bom bunuh diri sedangkan seorang pelacur justru meninggalkan sebuah kesan baik dengan memberikan minuman kepada anjing (terdapat di ayat Al-Quran) dan lari dari pekerjaan tersebut. Tindakan jihad merupakan tindakan kejahatan dengan cara menghilangkan nyawa orang lain, maka tindakan ini merupakan dosa besar bagi Tuhan dan tidak akan diampuninya, sedangkan seorang pelacur yang ingin bertobat dengan memberikan minum kepada seekor anjing akan diberikan oleh pengampunan oleh Tuhan. Semuanya ini kembali pada kita manusia bagaimana menjalankan hidup ini dengan mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.


Pemain DIALOG TENTANG TUHAN





Eppy Kusnandar sebagai Mukhlis












Angie
Yulia Hanfie sebagai Anita












Jajang C Noer sebagai Wanita













Cak Ro
es sebagai Ketua Teroris










Bang Yos sebagai Bule







Crew DIALOG TENTANG TUHAN





M Fazrie Permana sebagai Sutradara










Stefanus Gracious Prasetyo sebagai Produser












Dina Novita sebagai Penata Artistik







Eksekutif Produser
Orang Tua kami dan Seseorang yang dermawan

Kameraman
Ariya Jiwandaru

Penata Suara
Mochammad Harris
Gempar Sudarka

Editor
Widy
M Fazrie Permana

Asisten Sutrada 1
Yandy Laurens

Asisten Sutradara 2
Indah Septi Elliyani

Asisten Kameraman
Rahmadi Irawan

Gaffer
Dimas Bagus Triatma Yoga

Lighting
Yohanes K
Geno Akib
Ivan FM

Asisten Artistik
Ivan FM

Wardrobe
Yistiani

Make Up
Uya
Tennesa

Clapper
Patrick Halomoan M

Boomer
Fransisco Odjan

Kamera Report
Doni

Still Photo
Gilang Sagita

Logistik
Stefanus Gracious Prasetyo

Driver
Nereus Ruud Abiyoga




PRODUCTION@2009


ACHIEVEMENT
  • Screening film di CCF (15 Agustus 2009)
  • Juara 3 dalam festival film Islamic Movie Days (February 2010)
  • Juara 1 dalam festival film indie sastra, Universitas Padjadjaran (29 April 2010)

2 komentar:

  1. wahahaha nama gue disebut, hahaha paling terakir! DRIVER! HAHAHAA

    BalasHapus
  2. driver pun sebuah jabatan yang paling penting di sebuah produksi film...

    BalasHapus